January 31, 2014

Sebulan bersama Choco

Tanggal 28 Januari kemarin tepat satu bulan si Choco tinggal dirumah. Walaupun saya nggak tahu pasti choco umurnya berapa, tapi berdasarkan pengamatan saya, waktu pertama kali datang kemarin itu dia masih berumur dua mingguan, soalnya badannya masih sangat kecil dan masih susah makan atau minum. Tapi saya pun menetapkan tanggal 28 Desember juga sebagai hari ulangtahunnya si Choco, biar kompakan gitu sama maknya XD

Sebulan bersama choco, bukanlah hal yang mudah, karena seperti yang saya bilang tadi, waktu pertama kali datang, choco sama sekali nggak mau makan ataupun minum. Awalnya saya mencoba memberi dia susu formula, berbekal ilmu yang saya lupa-lupa ingat yang saya dapatkan dari membaca komik detective conan, yaitu cara memberi minum anak kucing yang masih sangat kecil namun sudah tidak bersama induknya adalah dengan memberinya susu formula yang diencerkan 3x dari yang biasanya manusia minum, kemudian dihangatkan sampai sama dengan suhu tubuh manusia baru dituang diwadah, namun si choco muda sama sekali tidak meminumnya :(
Karena selama dua hari dia tidak makan atau minum apapun (saya mencoba memberikannya makanan kucing Meow yg sudah saya hancur-hancurkan, tapi nggak dimakan juga) saya pun takut si Choco lama-lama bakalan mati kelaparan. Tapi akhirnya malam hari kedua si choco pun mau meminum air putih hangat yang saya kasih :') *sampai nangis terharu saya waktu itu* dan besoknya dia juga mulai memakan makanan nya \(^O^)/, bahagia sekali saya waktu itu, saya pun tak cemas lagi si Choco bakalan mati kelaparan.

Mengurus Choco selama sebulan juga susah-susah gampang. Rasanya kayak punya anak yang baru lahir (walaupun saya belum pernah punya anak, tapi tau lah rasanya berdasarkan cerita yang saya dengar dari teman dan keluarga). Sampai minggu pertama si Choco hobby "menangis", iya.. jadi si Choco hobby banget mengeong-ngeong dengan suara cempreng khas anak kucing baru lahir, saya kadang sampai emosi karena nggak tau musti ngapain dan musti bagaimana supaya si choco diam :3
Biasanya kalau habis saya pukpukin atau belai-belai baru deh mau diam, tapi itu kadang-kadang baru berhasil, pokoknya persis kayak anak bayi manusia yang baru lahir deh, yang suka banget nangis tengah malam, sampai bikin maknya pengen melambaikan tangan ke kamera (lu kate masih dunia lain, ra'?)

And then..




Minggu kedua, si Choco mulai belajar (memanjat) keluar dari tempatnya (selama minggu pertama si choco selalu dalam kardus, dan nggak saya kasih keluar kecuali pagi dan sore), dan itu artinya dia mulai buang air dimana-mana di dalam kamar saya, tapi ini nggak bertahan lama, menggunakan ilmu yang saya dapat yang lagi-lagi dari komik (kali ini dari fullmetall alchemist) saya pun mengajarkan si Choco untuk buang air hanya pada tempat yang sudah saya sediakan, yaitu kardus yang selama ini jadi tempat tidurnya, kini beralih jadi WCnya dia, hehehe.. sedangkan tempat tidurnya pun berpindah di lemari belajar saya paling bawah, dikasih bantal dan baju-baju bekas yang sudah nggak dipakai, dan alhamdulillah sampai sekarang ini si Choco nggak pernah buang air (besar/kecil) sembarangan  XD

Minggu ketiga dan keempat adalah minggu lincah-lincahnya dia, nafsu makannya pun sungguh luar biasa. Makanan kucing yg 1,5 kg, yang biasanya buat makan anak-anak landak saya 4 biji habisnya baru sebulan lebih, selama si Choco ada, 1,5kg habis dalam waktu 2 minggu -_-a. Tapi saya senang sih, karena si Choco jadi  bulat berisi, ahahaha.. Sekarang dia sudah kayak ibu-ibu pejabat yang perutnya gendut XD
Di satu bulannya dia, si Choco sudah berani naik turun tangga di rumah, kalau nggak dimasukkan ke kamar, dia sudah keluyuran kemana-mana, manjat dan lompat sana-sini kayak anak kecil yang sudah bisa jalan, tabrak sana sini, dan hobby banget mengejar benda-benda yang bergerak, apalagi kaki -__-a,  iya dia sekarang jadi kucing gembul yang doyan nemplok di kaki XD

Si choco dan perutnya yang gembul


Choco yang mulai mencoba hal-hal baru
Durian pun mulai dimakan sama dia, doyan pulak XD


Choco juga mulai ketularan maknya suka nonton OVJ, hahahaha..
*kayak ngerti aja dia*


Pokoknya choco jadi salah satu mood boosterku sekarang. Kalau lagi bad mood karena seseorang #uhuuk, liat dia lompat-lompat, jadi senang. Kalau lagi nggak semangat kerja laporan, main sama choco jadi semangat lagi XD
Pagi-pagi ada yang menyapa dengan muka unyu, ada yang minta diperhatikan dan minta dimanja, hehehe..
Walaupun kadang sering kesal sama dia kalau lagi nakal, cakar-cakar kertas gambar yang nggak sengaja jatuh di lantai kamar, atau nge-bongkar (dan masuk dalam) tempat sampah di kamar, tapi itu seakan ngajar saya untuk bersabar menghadapi dan membesarkan dia jadi anak yang baik, hehehe.. hitung-hitung belajar punya anak sendiri (serius, semua-muanya ngurus sendiri, nggak pernah minta duit sama ortu buat beli makanannya dia, atau beli perlengkapan mandinya dia)

Saya juga jadi lebih memperhatikan kebutuhannya si choco. Makanannya saya ganti jadi buat yang khusus untuk toddler, seminggu sekali ngasih dia makanan kaleng merek w****s yg harganya lumayan (lebih mahal dari harga makan saya sehari, padahal isinya cuma seiprit) dan mengganti shampoo nya dia jadi shampoo khusus kucing (yang harganya juga lebih mahal dari shampoo + conditioner saya -__-a), tapi nggak papa saya senang-senang aja melakukannya, hehehe..
"Kok sampai segitunya kamu ngurus kucing kampung kayak gtu, Ra'?"
Walaupun kucing kampung, si choco juga tetap mahkluk hidup yang juga punya hak untuk dapat perhatian lebih, hehehe.. terlebih lagi dia spesial XD, jadi nggak papalaah saya sampai segitunya ngurusin dia, selama dia bisa memberi saya kepuasan batin yang tidak bisa saya dapatkan dari hal lain :)

Oke, segitu saja cerita saya tentang Choco, kucing kampung kesayangan saya :)
Semoga memberi inspirasi buat para penyayang binatang, terutama kucing, diluar sana.

Happy Long Weekend Everybody \(^O^)/



Yang katanya mukanya sebelas dua belas dengan Anne Hathaway
~RARA






1 comment:

Jejak para pembaca, boleh komen suka-suka :)