September 29, 2015

Aku Rumahmu

Aku ingin menjadi rumahmu,
Tempatmu pulang sejauh apa pun kau pergi
Tempatmu kembali sebanyak apa pun kau singgah
Tempat nyamanmu
Tempat terindahmu
Tempat membaringkan kepalamu, saat dunia terlalu keras kepadamu
Tempat mendapatkan kembali semangatmu, saat dunia melelahkan tubuhmu
Aku rumahmu..
Maka pulanglah setelah kau selesai bermain
Aku rumahmu..
Maka ingatlah aku jika kau pergi terlalu jauh




Your stupid little secret admirer..

April 11, 2015

My favorite Youtube Channel

Saya tipe orang yang sangat tidak memanfaatkan gadget dan fasilitas internet saya dengan baik. Kalau online (di handphone) palingan buka Facebook, main game online (currently my favorite game is Hayday and Clash of Clan *LOL), buka instagram, apalagi yah???
Kalau online di laptop palingan buka Facebook (lagi), blogwalking, googling untuk TA, dan baca komik online. Kalau orang lain pada bisa dapat uang lewat internet saya mah nggak -___-)a
Karena merasa tidak membutuhkan cukup banyak kuota untuk internet, maka biasanya saya cuman beli kuota 4GB untuk sebulan, malah biasa nggak habis.

Lalu semuanya berubah saat saya mengenal "The Return Of Superman"
Kurang lebih dua bulan yang lalu saya mulai menonton salah satu Reality Show yang sedang sangat populer di Negeri ginseng ini. Saya mengetahui tentang The Return of Superman ini dari Sulung, kakak perempuan saya, yang sudah cukup lama mengetahuinya sebelum saya. Awalnya saya cuman sering mendengar cerita kakak saya tentang kelucuan anak-anak yang ada di The Return of Superman ini, dan saya pun penasaran dan memulai menontonnya sendiri. Satu episode berlanjut ke episode kedua, lalu ketiga dan akhirnya sayapun ketagihan sampai sekarang, ahahahaha....

First Family of The Return of Superman by KBS TV
(picture taken from here)

Untuk yang belum tahu, The Return of Superman ini merupakan Reality Show tentang beberapa orang ayah yang menjalani 48jam bersama anak mereka tanpa kehadiran dan bantuan Ibu (istri mereka). Shootingnya dilakukan setiap dua minggu sekali (kalau nggak salah #plaak) dan di rumah atau tempat masing-masing keluarga, walaupun terkadang ada beberapa episode dimana mereka saling bertemu satu sama lain dan menjalani satu hari bersama.
Setiap keluarga memiliki cerita dan kelucuan yang tersendiri, sehingga sangat menyenangkan menonton setiap cerita mereka. Anak-anak yang lucu, sang ayah yang tampan dan memiliki kharisma masing-masing, serta banyak pelajaran yang bisa dipetik dalam setiap kisahnya adalah hal-hal yang membuat saya tidak bisa berhenti menonton Reality Show ini XD

Beruntung karena KBS (tempat reality show ini tayang di Korea Selatan) mengunggah video acara dan drama mereka ke YouTube sehingga sangat mudah bagi saya untuk terus menontonnya setiap hari, ahahaha.. Iya hampir setiap hari, berhubung saya mulai menontonnya disaat sudah ada 60an episode, jadi saya menontonnya dari episode pertama hingga sekarang saya masih sementara menonton episode ke 62 (saat ini sudah ada 72 episode yang on air), satu episode setiap harinya, kalau sedang tidak sangat sibuk dan jaringan bagus bisa sampai 3 episode perhari, hehe..

Dan akibatnya, yang awalnya kuota saya cuman butuh sekitar 3GB perbulan, sekarang saya menghabiskan 10GB, kurang dari sebulan -____-)a
Menguras dompet memang, tapi apa daya, saya terhipnotis dengan kelucuan dan keseruan anak-anak tersebut O(>///<)O

Yang mana yang merupakan Favorite saya??
Secara keseluruhan sih saya suka semuanyaaaaa, tapi untuk Favorite saya...... Pada episode-episode awal, saya sangat suka dengan Choo Sarang dan ayahnya Choo SungHoon.

Choo Sarang 

Mungkin karena dia adalah seorang putri dengan nafsu makan yang menakjubkan >//<, sangat menyenangkan melihatnya sangat pintar makan sendiri padahal umurnya belum cukup tiga tahun saat episode awal. Ayahnya adalah seorang petinju profesional (choo sunghon) dan ibunya adalah seorang model terkenal di Jepang (Yano Shiho). Apa yang keren dari keluarga ini adalah mereka tidak tinggal di Korea Selatan, melainkan di Tokyo, Jepang, iya choo family adalah satu-satunya keluarga yang tempat shootingnya paling jauh dari keluarga lainnya, hehehe, dan Sarang (yang artinya cinta dalam bahasa korea) berkomunikasi menggunakan dua bahasa kepada kedua orang tuanya, yaitu Jepang dan Korea, huaaahhh >///<

Lalu pada episode 34 muncul keluarga baru yang sangat membuat saya jatuh cinta yaitu keluarga Song Ilkook dan ketiga anak kembar mereka Daehan, Minguk, dan Manse.

Dari Kanan ke Kiri Daehan, Minguk, Manse

Ketiga sangat lucu, pintar, dan menggemaskan, dan mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Yang menjadi kesukaan saya diantara mereka bertiga adalah the second brother Minguk O(>//<)O, dia sangat pintar menyanyi dan menari dan sangat suka makan, hehehe..
Oh, and Do you know? Nama mereka dalam bahasa Korea artinya adalah Hidup Korea Selatan!

Dan untuk episode 50an, saya pun jatuh cinta dengan Lee Seojun, anak kedua dari Si Kembar Lee.
Pada awal episode mereka masih bayi dan belum bisa apa-apa, namun seiiring dengan perjalanan The Return Of Superman ini, si Kembar bertumbuh dan sekarang bahkan sudah bisa jalan dan berbicara, dan Lee Seojun sukses membuat saya jatuh cinta dengan kelucuan dan kepintarannya >//<
His Favorite words to say now is "geuge mwojyo?" (sounds: ige boya) yang artinya "Itu apa?" setiap melihat dan menemukan sesuatu yang baru disekitarnya >//<

Lee Seoeun, big brother (kiri) and Lee Seojun (kanan)
They are National Twins >//<
(picture taken from here)


Jika kalian belum menonton The Return oF Superman, saya sarankan nontonlah, dijamin bisa meringankan jika anda sedang stress berat, seperti saya, hhehehe..
Jika tertarik untuk menontonnya silahkan search channelnya di YouTube, or you may just click this >> The Return of Superman

Selain itu paling saya buka YouTube untuk karokean, hehehe, maklum penyanyi abal-abal seperti saya sangat suka karokean tapi tidak punya cukup waktu (dan uang) untuk karokean di tempat karaoke setiap hari, fufufuu..

So, what you guys Favorite YouTube Channel?
Please do tell me on the comment... 

Have a happy weekend


Yang sedang berjuang menjadi sarjana,
Rara







April 10, 2015

Forgive not forget

Aku memutuskan untuk memaafkanmu
Bukan karena hatiku kembali melemah dan ego itu kembali ada
Tapi untuk kebaikan ku sendiri, untuk ikatan yang menolak untuk terlupa
Segala ketidakdewasaan dan perasaan marah itu kini sudah mulai hilang
Berganti perasaan ingin memaafkan dan ingin berbaikan
Aku memaafkan diriku yang bersikap kekanakan
Aku memaafkan diriku yang telah mengambil keputusan yang salah
Aku memaafkan diriku yang telah memusuhimu karena alasan yang bodoh
Lalu aku memaafkanmu
Memaafkan semua sikap tak adilmu padaku
Memaafkan semua perkataanmu yang telah menyakiti hatiku
Memaafkan keadaan yang sudah membuat kita saling memaki

Tapi memaafkan bukan berarti melupakannya
Hanya saja itu bukan lagi hal yang cukup penting untuk memutuskan tali silaturahmiku denganmu

Aku memaafkanmu untuk melegakan hatiku

March 7, 2015

Postingan seketika

Dan kemudian, aku menemukan panggilan yang tepat untukmu,
Tuan Malaikat..
kau suka?

Aku memang harus pergi

Memikirkannya..
Aku memang harus pergi
Sejak awal, aku harusnya tak membiarkan perasaan ini tumbuh
Atau harus memulai menatap wajahnya
Kupikir, debaran jantungku akan menghilang seiring berjalannya waktu
Kupikir, seiring berjalannya waktu, aku akan bisa meninggalkannya
Tapi "seiring berjalannya waktu" itu salah
Dan hanyalah sebuah alasan bagiku untuk tetap di sisinya

Hidup dalam alasan itu
Aku merasakan kebahagiaan
Meskipun dengan kebohongan dan kebenaran yang kutolak, aku bisa menerima kebohongan itu
Kupikir, kebohongan ini entah bagaimana akan menjadi kebenaran
Tapi, tak peduli seberapa erat kututup mata dan telingaku
Dan tak peduli betapa aku menolaknya
Kebenaran akan masih tetap berdiri ditempatnya
Sekarang saatnya untuk bangun dari kebohongan itu
Tak peduli seberapa mengerikan dan beratnya kebenaran itu
Sekarang saatnya untuk menghadapi kenyataan

March 4, 2015

Pergi dengan terpaksa

Ketika aku tahu tak seharusnya kau kucinta
Ketika aku tahu seharusnya aku menutup mata
Semuanya sudah terjadi begitu saja
Rasa, sesal dan asa sudah terpaut tak bisa dibendung dengan sengaja
Dan kini aku harus pergi dengan terpaksa
Meninggalkan cerita dan satu setengah tahun kebersamaan kita

Walaupun tak mudah
Walaupun tak pernah tercipta kata "kita"
Aku bahagia kita pernah bersama
Walaupun aku hanya pelarianmu saja

Pesonamu terlalu memikat
Dan dengan sengaja kau juga ikut mendekat
Lalu salahkah aku yang begitu mudah terjerat?
Oleh sinarmu yang membutakan hatiku sesaat
Lalu kita dekat dalam kisah yang sesat
Padahal aku tahu akhirnya hanya aku yang akan merasakan pekat

Dan malam ini
Disaat seharusnya aku tak sendiri
Aku sadar kebodohan ini harus segera diakhiri
Dan satu-satunya cara yang ada hanyalah aku harus pergi
Bahkan mungkin berlari
Dari rasa yang sudah kau beri
Dari hasrat ingin memiliki
Dari nyaman yang tercipta dalam perih
Dari rindu padamu yang telah menyakiti


Makassar,
040315 - 00:51



March 1, 2015

Bertemu teman lama, segelas teh hangat dan mencoba mencari kata ikhlas

Hari ini (sabtu, 28 feb 2015) saya bertemu dengan teman saya semasa sekolah dasar dulu, dalam rangka temu kangen dan menghabiskan waktu kosong kami di weekend ini, kami pergi ke salah satu Mall di kota Makassar dan memutuskan untuk menonton film Kingsman, yang dari minggu lalu sangat ingin saya nonton tapi tidak sempat. Kami, saya, teman saya, dan anak laki-lakinya. Iya, teman saya ini adalah seorang single mother dari anak lelaki berumur 8 tahun.

Yang awalnya mau nonton Kingsman jam 12.00, terpaksa diundur menjadi jam 14.25, karena kita telat datang dan filmnya sudah diputar pas kita tiba di bioskop, walaupun sebenarnya baru 10 menit, tapi saya tipe orang yang tidak suka nonton film telat, walaupun hanya beberapa menit, pokoknya saya harus nonton dari awal, hehehe..

Sambil nunggu filmnya diputar, kami pun makan di salah satu restoran cepat saji di dalam mall, berhubung Farel, anaknya teman saya, sudah mengeluh lapar. Disana, sambil menunggu pesanan, kami pun banyak bercerita tentang jaman SD dulu, nostalgia. Cerita tentang cinta-cintaan jaman dulu, ahahhaa, jaman SD memang tidak bisa lepas dari kisah cinta monyet yah?
Teman saya ini salah satu "bunga desa" nya jaman SD dulu, banyak yang naksir dia dan ada saja hal-hal konyol yang dulu kita lakukan semasa SD biar bisa dekat dengan gebetan, dari mulai ngasih kado lah, sok-sok-an beli coklat waktu valentine lah, tapi walaupun begitu, jaman saya dulu cinta-cintaannya kita cuman sebatas itu, naksir, ngasih kado, saling titip salam, sudah, kalaupun ada beberapa teman saya yang jadian dengan gebetannya (diantaranya teman saya ini) paling mereka pacarannya cuman sebatas status pacaran, itupun status pacarannya tidak diumbar di depan publik, paling ketahuan setelah kita menginterogasi orang-orang yang kita curigai sedang pacaran (ahahaha..) tidak ada yg namanya gandengan tangan (di depan umum mungkin) apalagi sampai ciuman seperti anak-anak SD jaman sekarang *calm face*
Apa saya pernah pacaran semasa masih di SD?
Ohohoho.. tentu saja tidak! *nyengir kuda*
Waktu saya SD, saya adalah cewek 'tidak feminin' yang doyan main engrang bareng teman-teman cowok saya. Tapi kalau naksir salah satu teman cowok saya sih pernah, ah, cinta monyet istilahnya, tapi hanya begitu saja, saya belum mengenal kata 'jadian' ketika masih memakai rok merah marun dulu, hanya mengenal kata "Ayo, main lojo'-lojo'!!!!"


Selesai menonton, kami berjalan-jalan sebentar di dalam mall, sambil melihat-lihat pameran wedding dress dan wedding planner yang sedang diselenggarakan disana (dan saya sangat terkagum-kagum melihat baju-baju nikahan warna putih nan seksi, juga foto-foto pre-wedding dengan konsep yang keren-keren >//<)
Diperjalanan pulang, kami kembali bercerita. Kali ini tentang kehidupan kami yang sekarang. Wanita tangguh yang duduk di kursi mobil disamping saya itu, bahkan tidak sempat menyelesaikan bangku SMA nya, permintaan orang tua dan tradisi keluarganya menjadikannya seorang ibu muda. Ia banyak bercerita tentang kehidupannya setelah dia menikah dan setelah suaminya berpulang ke Rahmatullah tiga tahun yang lalu. Tentang bagaimana dia berusaha menerima kenyataan dan mencari kata ikhlas didalam kehidupannya saat itu. Bayangkan saja, menikah muda, kemudian ditinggal sang suami setelah memiliki seorang anak laki-laki yang saat itu kurang lebih masih berumur lima tahun. Ia mengatakan bahkan saat suaminya meninggal, Ia tak sanggup menangis pada awalnya. Jiwanya terlalu terguncang dan kaget menerima kenyataan suaminya harus meninggalkannya secepat itu.
Lalu tidak lama setelah itu, keluarganya kembali mendapat musibah, toko milik suaminya ikut terbakar dalam kebakaran massal di Pasar sentral sekitar dua tahun yang lalu.
Ia banyak mendapatkan pelajaran hidup saat itu, tentang bagaimana Ia harus ikhlas, dan sabar. Tentang bagaimana Tuhan sanggup menguji Hambanya sedemikian rupa, agar mempelajari seseuatu di dalam ujian tersebut.

Saya pun mendapatkan banyak pelajaran darinya, tentang keteguhan hati, tentang keikhlasan, tentang kesabaran.

Dan disinilah saya, beberapa jam kemudian, ditemani segelas teh hangat dan mencoba mencari kata ikhlas atas semua kejadian beberapa bulan terakhir.
Tidak, saya sedang tidak diuji dengan ujian sebesar yang dialami teman saya itu, melainkan hanya ujian setingkat anak SD, yaitu Patah hati.
Namun, tidak semudah itu untuk mengikhlaskan semuanya. Ingin rasanya saya bisa meyakinkan diri saya sendiri, bahwa semua baik-baik saja, semua akan baik-baik saja, ikhlaskan saja, biarkan saja. Tidak mudah mencari kata ikhlas di dalam hati yang masih dirundung sedih, di dalam jiwa yang masih terluka sayat yang perih. Hati saya masih berteriak "HEI! KENAPA HANYA SAYA YANG TIDAK BAHAGIA KARENA INI, PADAHAL YANG MENJALANINYA BUKAN HANYA SAYA?"
"Kenapa kau bisa dengan bahagia tetap menjalani kehidupanmu dengannya, dan saya setiap malam masih menangisi semua hal yang kita lalui dan semua hal yang seolah-olah bukan apa-apa untukmu?"
"KENAPA KAU TIDAK IKUT TERLUKA?"

Butuh waktu, kata teman saya. Luka bakar saja tidak langsung hilang dalam seminggu sebagus apapun obat yang digunakan. Butuh proses, kata teman saya.
Maka, saya sedang mencoba mencari kata ikhlas. Mencoba bisa kembali mendoakanmu bisa bahagia dengannya (bukannya mengutukimu berpisah dan kau akan merasakan bagaimana rasanya sakit hati)
Ya, saya sedang mencoba, pelan-pelan, tidak bisa instan.
Semoga kelak, saat bertemu denganmu nanti, hei Tuan, saya bisa tersenyum ikhlas dan menanyakan kabarmu dan kabar pasanganmu.


Wish me can have a big heart for that :)


Salam,
Yang masih memiliki luka bakar, Rara ~



February 27, 2015

Yang katanya sedang patah hati, dan potongan rambut yang baru

Hari ini rasanya saya ingin meringkuk didalam selimut saja, matahari terlalu silau untuk mataku yang sembab, dan hari terlalu cerah untuk hatiku yang masih dirundung kelam.
Namun, rasanya salah, jika saya hanya bermuram durja, rasanya tak adil , jika saya terus merasa sedih merana, padahal saya bisa menikmati dunia.
Iya, hati saya masih berdarah bernanah, tapi saya sudah lelah terus menerus bersedih untuk seseorang yang bahkan tak peduli.

Maka berbekal dengan keteguhan hati, dan hasrat untuk membahagiakan diri, hari ini saya menantang matahari.
Hal pertama yang saya lakukan adalah berbenah diri!
Rasanya sudah lama tidak memanjakan diri, sayapun mandi selama mungkin, luluran, maskeran, creambath, walaupun semuanya bukan saya lakukan di salon (karena memang sedang berhemat #uhuk) tapi rasanya sangat menyenangkan, seakan-akan beban ikut terangkat bersama daki ketika luluran, hehehe..

Lalu hal selanjutnya yang ingin saya lakukan adalah POTONG RAMBUT!!
Entah darimana asalnya, katanya orang yang habis potong rambut artinya habis patah hati, ahahaha...
jadi, entah kenapa, tiba-tiba hasrat saya untuk memendekkan rambut sangat besar, padahal belum lama ini saya baru saja memotong rambut saya.
Kemudian, setelah saya menyelesaikan segala urusan saya pagi hingga siang tadi, saya pun pergi ke salah satu salon muslimah langganan saya di jalan Racing center.
Sebelumnya di rumah, saya sudah berdiskusi dengan sulung tentang bagaimana sebaiknya model rambut pendek yang cocok untuk saya. Si sulung menyarankan untuk memotong model Pixie Cut saja. Berhubung saya tidak tahu, bagaimana itu model pixie cut, sesampainya di salon, saya pun googling tentang itu, dan ternyata model rambut Pixie Cut itu potongan rambut yang sangat pendek, dan sangat tomboy, dan salah satu gambar yang muncul ketika saya googling itu adalah gambar Anna Hatheway dengan potongan rambut yang sangat pendek, dan saya pun memutuskan untuk memotong rambut seperti itu >//<
Namun, ketika saya memperlihatkannya kepada mba-mba salon yang akan memotong rambut saya, dia berkomentar, "tidak terlalu pendek ji itu, mba?" dan saya pun galau dan berfikir, iya sih kayaknya pendek sekali, dan poninya juga, saya tidak pede dengan poni sependek itu.

Foto pertama yang ingin saya jadikan model rambut saya, berharap sedikit saja bisa mirip Anne Hathaway, hehehe..
(picture taken from here)


Lalu saya pun kembali googling, mencari foto artis Bianca liza, yang memang sebenarnya saya sudah berfikir untuk memotong rambut saya pendek seperti Bianca (yang tidak tahu siapa itu bianca, itu loh, presenter yang dulu sering sama uya kuya di acara eat bulaga indonesia)
Saya pun mendapatkan sebuah gambar yang cukup bagus yang menurut saya tidak terlalu pendek untuk ukuran rambut pendek dan poninya juga masih cukup panjang, dan akhirnya menjadikan itu sebagai model untuk potongan rambut saya.

Foto Bianca Liza, sebagai contoh model potongan rambut saya yang baru (berharap bisa ikutan manis kayak Bianca, pffttt)
(picture taken from here)

Saat rambut saya sudah setengah jalan dipotong, saya melihat, kayaknya rambut saya pendek bangeeetttt >///< (dalam hati sudah sangat was-was jadinya bakalan tidak cocok untuk saya, tapi saya masih tetap pasang wajah santai dengan senyum manis di depan mba-mbanya, biar mba-mbanya tidak ikutan panik) dan akhirnya saya pun pasrah, dengan keadaan, dan menyerahkan semuanya ke tangan mba-mba yang memotong rambut saya. Biar sajalah, toh saya juga berhijab tidak akan banyak dilihat orang (begitu cara saya menenangkan diri) 
Dan tiga puluh menit kemudian, rambut saya pun selesai dipotong. Dan hasilnya? Kereenn >//<
Pendeknya sama dengan rambut anne hathaway yang pertama tadi, tapi poninya masih cukup panjang seperti poni bianca, fufufufuu...
Jujur, ini kali pertama saya memiliki rambut sependek ini, semenjak saya masih kecil hingga sekarang. Biasanya saya selalu bertahan dengan rambut panjang, padahal saya tipe orang yang jarang mengurus rambut sendiri -____-
Saya tidak ingin menampilkan foto saya disini dengan potongan rambut baru saya, hehehehe...
Tapi bagi kalian yang penasaran, bisa mengecek di id Instagram saya (@raradenanna), disana, karena terlalu excited tadi, saya pun memposting foto saya (maafkan Hamba ya Allah...)

Rasanya sangat lega setelah potong rambut. Walaupun patah hati saya belum sepenuhnya terobati, setidaknya saya menganggap ini sebagai awal yang baru. Untuk memulai hari-hari yang baru.

Oh, iya, untuk kalian yang (juga) baru patah hati, saya ada video menarik dari abang Raditya Dika di Youtube yang judulnya Kepada Orang Yang Baru Patah, cobalah kalian tonton video ini, karena jujur sedikit banyak video ini menginspirasi saya untuk hal-hal yang saya lakukan hari ini.
Link >> https://www.youtube.com/watch?v=SfuQeHA0r64

Sekian dulu postingan saya.
Sebenarnya masih banyak hal menarik yang saya lakukan hari ini, tapi rasanya hanya ini yang ingin saya ceritakan untuk saat ini, hehehe..


Salam,
Yang sedang mencoba bangkit kembali, Rara





Seharusnya Aku TAHU DIRI

Kamu selalu menjadi bagian dari hari-hariku. Hampir setiap hari, aku membuat alasan agar bisa bertemu denganmu. Aku menghabiskan malam, sebelum tidur, untuk membaca pesan singkatmu, menyempatkan diriku menyebut namamu dalam tiap doa dan sujud terakhirku, DULU, sebelum aku tersadar seharusnya aku tahu diri.

Aku sudah tahu, mendekatimu adalah hal yang salah, mencintaimu adalah tindakan yang bodoh, menginginkanmu adalah hasrat yang tak pantas. Namun, kedekatan kita, adalah sesuatu yang tidak bisa aku hindari. Bagaimana mungkin aku mengingkari perasaan yang bisa membuatku bahagia membuncah? Walaupun aku tahu, aku tak seharusnya berharap lebih.

Kugantungkan harapanku padamu. Kuberikan sepenuhnya perhatianku untukmu. Sayangnya, tak seharusnya aku berbuat seperti itu, karena kamu tak pernah memandang sisi yang sama denganku. Kedekatan kita, bukanlah kesamaan harapan dalam satu keinginan bagimu. Kamu berada disampingku, tapi hasrat yang kuciptakan tak pernah sampai ke hatimu. Kamu berada di dekatku, namun segala perhatianku seakan menguap, menghilang tak berbekas di jiwamu. Kamu mungkin menganggap perasanku padamu hanyalah sesaat, hanyalah permainan dan suatu saat akan menguap.

Kamu sudah mengetahui bagaimana perasaanku terhadapmu, dan walaupun kamu tahu bahwa itu salah, kamu menyambutku seolah-olah tak apa jika aku berharap kepadamu, kamu membiarkanku memeluk mimpiku tentangku, kamu mengizinkanku merasakan manisnya kisah kita padahal itu adalah bayangan semu. Kebahagiaanmu adalah hal yang paling kuinginkan setiap hari. Dulu, aku berharap, aku bisa menjadi alasanmu tersenyum setiap hari, tapi ternyata harapanku terlalu tinggi.

Tuan, semuanya telah berakhir. Tanpa ucapan pisah. Tanpa lambaian tangan. Tanpa kamu jujur mengenai perasaanmu. Perjuanganku terhenti karena aku merasa tak pantas lagi berada disisimu. Sudah ada seseorang untukmu, yang nampaknya jauh lebih baik dan sempurna daripada aku. Tentu saja, jika dia tak sempurna, kamu tak akan memilih dia menjadi satu-satunya untukmu.

Tuan, setelah mengetahui semua itu, apakah kamu pernah sedikit saja menilik tentang perasaanku? Ini terasa aneh bagiku. Kita yang dulu sempat dekat, walaupun tanpa status apa-apa, meskipun berada dalam ketidakjelasan, tiba-tiba menjauh tanpa sebab. Aku yang terbiasa menyapamu dalam pesan singkat, harus terpaksa terbiasa tak lagi menanyakan kabar tentangmu, karena aku tersadar seharusnya aku tahu diri. Aku berusaha memahami itu. Setiap saat. Setiap hari. Aku berusaha meyakini diriku bahwa semua sudah berakhir, dan aku tak boleh lagi berharap terlalu jauh.

Tuan, jika aku boleh meminta langsung kepada TUHAN, aku tak ingin kedekatan kita terjadi. Aku tak ingin mendengar suaramu menyebutkan namaku. Aku tak ingin mengingat aromamu ketika kebersamaan kita terlalu dekat. Aku tak ingin membaca pesan singkatmu. Sungguh, aku tak ingin semua hal itu terjadi jika pada akhirnya kamu menghempaskanku sekeji ini.

Tuan, jika ingin mengetahui bagaimana perasaanku, seluruh kosakata dalam milyaran bahasa tak akan mampu mendeskripsikannya. Perasaan bukanlah susunan kata dan kalimat yang bisa dijelaskan dengan definisi dan arti. Aku lelah. Itulah perasaanku. Sudahkah kamu paham? Belum. Tentu saja. Apa pedulimu padaku? Aku tak pernah ada dalam matamu, aku tak pernah mempunyai tempat dalam hatimu.

Setiap hari, setiap waktu, setiap aku melihatmu dengannya, aku selalu berusaha menganggap semuanya baik-baik saja. Semua akan berakhir seiring berjalannya waktu. Aku membayangkan perasaanku yang suatu saat nanti akan hilang, aku memimpikan lukaku akan segera kering, dan tak ada lagi penyebab aku menangis setiap malam. Namun, sampai kapan aku harus terus mencoba?

Sementara ini saja, aku tak kuat lagi membayangkanmu bahagia dengannya. Tak mudah meyakinkan diriku sendiri untuk segera melupakanmu dan kemudian mencari pengganti.

Tuan, seandainya kamu bisa membaca perasaanku dan kamu bisa mengetahui isi otakku, mungkin hatimu yang beku akan segera mencair. Aku menulis ini ketika mataku tak kuat lagi menangis. Aku menulis ini ketika mulutku tak mampu lagi berkeluh. Aku mengingatmu sebagai sosok yang pernah hadir, walaupun tak pernah benar-benar tinggal. Seandainya kamu tahu perasaanku dan bisa membaca keajaiban dalam perjuanganku, mungkin kamu akan berbalik arah dan memilihku sebagai tujuan. Tapi, aku hanya persinggahan, tempatmu meletakkan segala kecemasanmu, kotak untuk menceritakan mimpi-mimpimu, lalu kamu pergi tanpa janji untuk pulang.

Semoga kamu tahu, aku berjuang, setiap hari untuk melupakanmu. Aku memaksa diriku untuk membencimu, setiap hari, setiap kulihat kamu bahagia bersama kekasihmu. Aku berusaha keras, setiap hari, menerima kenyataan yang begitu kelam.

Bisakah kamu bayangkan rasanya jadi orang yang setiap hari terluka, hanya karena ia tak tahu bagaimana perasaan orang yang mencintainya? Bisakah kamu bayangkan rasanya jadi aku yang setiap hari harus melihatmu dengannya?

Bisakah kamu bayangkan rasanya jadi seseorang  yang setiap hari menahan tangisnya agar tetap terlihat baik-baik saja?

Kamu tak bisa. Tentu saja. Kamu bukan seseorang yang perasa.

Maka aku tahu, tuan, seharusnya aku tahu diri.



~RR

February 23, 2015

Postingan seketika

Sangat banyak hal yang terjadi  dalam beberapa bulan terakhir, namun tidak satupun yang bisa saya ceritakan, bukan karena tak ingin bercerita, saya bahkan sangat ingin menceritakannya dengan sangat detail, tapi setiap saya mulai menulis, saya tidak tahu harus memulai dari mana, saya tak tahu harus menceritakannya bagaimana.

Mungkin nanti setelah saya sudah mulai tenang, ketika saya sudah mulai ikhlas, ketika hati saya mulai lega, saya akan menceritakannya satu-satu.
Dan saat ini, biarkan saya menangis dalam diam, mengasihi diri sendiri, dan menikmati kesendirian saya.