Telur dadar yang pergi.. (#15harimenulisdiblog)

Makassar, 4 Oktober 2011

6.27 am
Pagi ini saya sendiri, ditemani sarapan 2 tumpuk telur dadar, dan secangkir kopi
Ini sudah menjadi rutinitas pagi,
sambil mencari ide dan googling sana-sini,
sambil mematri diri harus menulis sesuatu hari ini..

1.12 pm
Rumah ini sudah terbiasa sepi,
Hanya ada saya, seekor kucing kampung, dan makan siang hari ini,
Dan lagi, seperti rutinitas pagi,
ada telur dadar disini,
makanan setia yang selalu disiapkan oleh seseorang di rumah ini,
sambil menanti seseorang datang dan memberi inspirasi,
tapi nihil, rumah ini sudah terbiasa sepi,

8.15 pm
"Naskah novelmu sudah jadi?"
"Belum, ini sementara saya kerjakan, sabar lah, saya butuh beberapa inspirasi untuk penutup ceritanya"
"Baik, kau sudah makan malam?"
"Sudah,"
"Biar ku tebak, telur dadar lagi?"
"Apakah ada yang lain? Telur dadar ini nomor satu sejagat raya"
"Siapa yang buat?"
"Entah, telur dadarnya selalu ada di setiap saya ingin makan"
"Mungkinkah ibumu?"
"Ibu sudah lama menghilang dalam kehidupanku"
dan sambungan seluler itu terputus

Makassar, 5 Oktober 2011

"Kenapa mobilnya bisa tertabrak begini?"
"Maaf non, itu tidak sengaja, saya betul-betul minta maaf!"
"Kamu, pikir mobilnya akan kembali bagus kalau kamu minta maaf saja? kamu saya pecat"


Makassar, 6 Oktober 2011

6.06 am
Lagi-lagi terbangun, di kamar sepi, sendiri,
Dan saya pun mencari,
sesuatu yang seharusnya ada di setiap rutinitas pagi,
namun hanya ada secangkir kopi
Telur dadarnya mana? pergi?

8.12 pm
"Mana makan malam saya?"
"Ada di meja makan non"
"Maksud saya mana telur dadarnya"
"eh.. itu.."
"Apa?"
"Yang biasa buatin non telur dadar sudah tidak kerja disini lagi"
"Hah? siapa? Pak Manto?"
"Iya non, yang biasa buatin telur dadarnya itu istrinya pak manto"
"Jadi, siapa yang bakalan buatin saya telur dadar lagi?"
"Mau saya buatkan non?"
"Tidak usah, telur dadar buatanmu rasanya seperti buatan ibu!"

______


#15harimenulisdiblog
#7
#telurdadar